ini merupakan hasil diskusi saya dengan mr.philip ( ahli teknologi pendidikan )
Pendidikan Ilmu Komputer: Pendidikan mengenai teknologi dan applikasinya, bukan mengenai cara melaksanakan pembelajaran kurikulum TIK yang paling efektif.
Yang sering menjadi masalah adalah yang ahli teknologi belum tentu dapat menyampaikan ilmunya secara efektif. Ini sering sekali menjadi di perguruan tinggi di luar negeri. Kalau ingin menjadi guru di sekolah anda harus membuktikan bahwa anda sudah lulus kursus "jurusan metodologi dan praktek pendidikan" dulu di Departemen Pendidikan.
Tetapi kalau anda ingin menjadi dosen di perguruan tinggi sering sekali itu ijasa yang dinilaikan saja dan belum tentu dosennya mempunyai kemampuan mengajar secara efektif sama sekali. Di luar negeri saya sering mendengar mahasiswa bilang "They learned in spite of their lecturer" Maksudnya mereka sudah belajar, walapun dosennya tidak kompeten. Satau lagi: If you can, do.., If you can't, teach... If you can't teach, become a lecturer... Maksudnya 'kalau anda pintar bisnis melakukan... Kalau anda pintar teori bisnis tetapi tidak bisa berhasil, mengajar bisnis... Kalau anda pintar teori bisnis tetapi tidak dapat berhasil atau mengajar, menjadi dosen.... :-)
Lebih parah lagi di bidang komposit misalnya Teknologi Pendidikan yang perlu banyak ilmu dan pengertian khusus, misalnya prinsip-prinsip untuk memilih teknologi yang tepat untuk menjamin pembelajaran yang paling efektif. Kalau dosennya tidak memiliki ilmu ini beliau biasanya menggunakan teknologi seperti LCD terus dan mahasiswanya belajar secara pasif terus dan tidak diaktifkan dalam pembelajarannya (group-work, diskusi, investigasi, belajar secara mandiri, peer discussion, dll) - untuk apa membuat kelas akhirnya, mereka dapat membaca di rumah?
Jadi dosennya sendiri tidak mencontohkan teknik menggunakan teknologi pendidikan secara efektif dalam pengajaran. Yang mungkin lebih penting dosennya tidak menunjukan kreativitas atau mengajak kreativitas dan mengarah ke suap-suapan saja. Fiture-fitur seperti animasi dan film di dalam media hanya meningkatkan sifat pasif, bukan mengaktifkan pembelajaran.
Biasanya itu kegiatan belajar yang menggunakan teknologi yang sederhana, misalnya "pena" untuk mendemonstrasikan gravity yang harus diinvestigasikan oleh pelajar dan membuat laporan secara group yang paling efektif dibanding presentasi (termasuk animasi) di LCD, yang berbasis Asal Hafal Saja dan hanya menggunakan teknologi yang tidak menghadapi "multiple cognitive styles" yang adalah prinsip dasar Teknologi Pendidikan. Lebih baik kalau ingin menggunakan animasi dipakai setelah group-work untuk menkonsolidasikan pembelajaranya.
Re: "Pendidikan Guru TIK"
SDMnya sudah disiapkan dengan ilmu teknologi tetapi juga ilmu untuk mengajar secara efektif.
5 komentar:
Nice Blog!!! :-)
2 hal yang harus dikuasai oleh guru:
1. Kemampuan untuk menguasai materi/bahan ajar
2. Kemampuan untuk mempelajarkannya
Media pembelajar itu banyak loh!!!
kemampuan untuk mempelajarkan itu harus menguasai teori belajar nyaaa.. jika kita tidak bisa mengaplikasikan teori belajarnya , maka kita kurang memahami hakikat teori belajarnyaaaa.
makasi yaaa atas commentnyaa...
tapi dunia dan realitanya di daerah2 di indonesia TIK itu komputer sih!
nice post..
tapi tar kalo lulus ngajarnya di luar jawa yaah....udah kebanyakan orang pinter disini(pulo jawa) :P
lupakan semua teori nantinya, cuma insting dan naluri mengajar yang bermain
@ka dido : siap insya allah siap dimana saja buat ngabdi pd negara. makasi kak atas commentnya. salam terektek....pend
Posting Komentar